marieSyah  

Posted by M.S Umam

marieSyah
m.s.umam

Rindu bulan pada matahari seraya mengantarkan jiwa pada hangatnya. Merajam bersama sukma yang kian merana diambang penantian. Akankah masa itu akan berulang?

akhirnya,.
Ingatan ku kembali pada waktu dimana kita bersua. Senyap kala itu, menemani ketidak berdayaan ku, untuk berucap satu kata pun di hadap mu. Simpul senyum mu mencolok dalam pekat. Menghiasi sisi gelap galau gelisah lara. Binar mata itu merajam sukma.
Oh, Mariesyah. Janji itu akan aku tepati. Meski kau kembali, aku akan tetap mati!

Persuaan I
Mariesyah,.

Maula Syaiva,.

Iya, kita pernah seketika bertemu dalam jamuan ilmiah. Dirimu menggebu- gebu bak orator jalanan yang belum terpenuhi tuntutannya. Suaramu kala itu serak namun lantang. Tapi tetap saja kalah oleh riuh suasana. Kau hebat, pernah membuat beberapa temanku terhipnotis oleh semangat halilintarmu. Menyambar kesadaran mereka; bak paku bumi yang mulai ditancapkan dalam hati dan pikiran.

Oh, yach?

Falsafahmu juga menarik; melihat realitas cinta dari sudut pandang yang berbeda. Seingatku bahwa, cinta adalah egoisitas yang terselubung keindahan. Dimana dua insan tidak akan sadar bahwa, pada dasarnya semua itu adalah ajang pemenuhan kepentingan pribadi semata. Jadi, builshit kalau atas nama cinta!
Hehehehe, kiranya seperti itu, ada yang salah dengan celotehku?

Ehm,. Tidak,.

Kita di takdirkan, untuk tidak berpisah kan?

Aku dilahirkan untuk tidak menjadi bodoh,.

Hehehe,. Sampai bersua di titik fajar,.

wahana perenungan
Mariesyah,. Marieeeesyah,. Yach, mariesyah,.

Haaay, syaiva. Bagaimana keadaan jiwa? Apa kian tertatih di jemput senja?
Ow, gadis ranum rupawan itu,. Sudah banyak hati yang menaruh namanya,. Kau jua ingin menghabisinya, dalam imajimu tanpa klimaks yang mempersona? Ach, kebiasaan lama yang susah kau tinggalkan,.

Bukan, dia lili kesumba,.

Hay, hemat pikirmu dalam realitas tanpa batas ini,. Jangan kau habiskan dalam imaji busuk yang bisa meledakkan rasa,. Itu hanya candu belaka,. Kau pasti akan musnah ditelan kegalauan dan kesakitan,.
Hehehe,. Terserah, kalau itu mau mu,.

di pusara keabadian
Kasturi itu masih menggelitik hidung ku,. Kau kenalkan aku pada tegang yang di bawa oleh ketidak pastian,. Kau membawa ku dalam lelap, lena, lalai dunia fana,.
Oh, mariesyah,. Akan kah jiwa ini bisa bertemu kembali di titik fajar?

Syaiva,. Syaiva,. Syaiva,.
Hay, apa yang kau lakukan? Bukan kah kau ditakdirkan untuk tidak menjadi bodoh?

This entry was posted on Rabu, 06 April 2011 at 10.50 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar

Entri Populer