We’e; M. S. Umam


Entah apa yang terjadi dengan OKP Islam hari ini. Senyatanya kejumudan pemikiran telah merambah menjadi virus yang mematikan. Bukannya problematika sosial yang dipecahkan, malah menambah kebingungan pada masyarakat.

Tidak bisa kita pungkiri, Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Islam ternyata juga turut andil dalam menentukan arah bangsa kedepan. Dimana OKP Islam (PMII, HMI, IMM, IRM, IPNU, IPPNU, dan yang baru muncul yaitu HTI dan lain sebagainya) masih berperan aktif dalam pembentukan pola pikir masyarakat Indonesia. Banyak hal jika kita membicarakan permasalah OKP Islam itu sendiri. Mulai dari beberapa ideologi mereka yang tidak pernah ketemu satu sama lainnya (meskipun sama- sama membawa misi Islam), paradigma yang mereka pakai, sampai dengan produk pemikirannya. Beberapa hal inilah yang juga turut andil dalam menyelesaikan problematika permasalahan sosial kebangsaan.

Sampai detik ini variabel yang melingkupi OKP Islam yang ada diatas berjalan dengan wajarnya (masih berada didalam naungan golongannya masing- masing). Akan tetapi satu hal yang kemudian perlu dipertanyakan ulang, yaitu pembaharuan pemikirannya. Kita semua ketahui bahwa ruang dan waktu juga menjadi penyebab pergantian permasalahan yang ada diranah sosial kemasyarakatan. Jika OKP Islam hari ini mengalami Kejumudan dalam ranah pemikiran, maka apa yang nantinya akan terjadi? OKP Islam tidak akan pernah menyentuh pada tataran Gress Root (masyarakat kalangan bawah). Lebih- lebih nantinya Islam yang menjadi kambing hitam karena OKP Islam ternyata tidak mampu menyelesaikan problematika kemasyarakatan.

Apakah hal ini disebabkan permasalahan ideologi yang selama ini tidak pernah ketemu satu sama lainnya? Atau pola sistem kaderisasi yang juga turut andil kita hakimi dalam masalah ini? Dua pertanyaan mendasar itu yang kemudian perlu adanya sebuah jawaban. Akan tetapi tentunya tidak serta merta kita menjawabnya. Pertama, pertentangan ideologi yang selama ini terjadi juga tidak bisa kesampingkan. Senyatanya sampai detik ini OKP Islam masih banyak disibukkan dengan bagaimana cara membendung salah satu OKP untuk bergerak. Bukan malah menyelesaikan problematika permasalahan yang ada, malah menambah masyarakat semakin bingung menentukan arah pijakkannya. Dampaknya, permasalahan yang ada di masyarakat tidak pernah tersentuh. Untung saja masyarakat tidak serta merta menyalahkan Islam. Jika dengan kejumudan pemikiran OKP Islam yang hanya berkutat pada bagaimana cara membendung OKP Islam yang lainnya berdampak pada ketidak percayaan masyarakat terhadap Islam, maka tidak menutup kemungkinan 10 tahun kedepan Islam sudah hanya sebatas nama Agama yang tercantum dalam KTP saja.

Kedua, pola sistem kaderisasi. Senyatanya pembentukan pola sistem kaderisasi hari ini masih berkutat pada kepentingan golongan. Tidak terus kemudian bagaimana merencang rencana strategis untuk dapat menyelesaikan problematika kemasyarakatan. Lagi- lagi pola sistem kaderisasi yang dibangun adalah pola kaderisasi konflik. Dari sisi ini mungkin juga yang menyebabkan kejumuan pemikiran OKP Islam hari ini. Kita selama ini meyakini bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil Alamin. Dari pernyataan diatas, timbul sebuah anggitan bahwa, dengan banyaknya permasalahan dalam ranah sosial, Islam datang sebagai agama yang nantinya akan mampu mengatasi permasalahan tersebut (tentunya dengan produk pmikirannya). Jika Islam hari ini tidak bisa menjawab permasalahan yang ada diranah sosial disebabkan kejumudan pemikiran OKP Islam, apa kata dunia....!

This entry was posted on Kamis, 07 April 2011 at 11.10 . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar

Entri Populer